Sabtu, 08 November 2008

PRINSIP MENJADI ENTREPRENEUR

JUAL NILAI TAMBAH


Banyak pebisnis yang mengawali usahanya dengan menjual barang orang lain atau lebih dikenal sebagai pedagang. Contohnya kawan saya, Bang Ican yang tinggal di Medan, Sumatera Utara. Berdasar pengalamannya ia mengetahui bahwa harga mobil bekas di Medan lebih mahal jika dibandingkan dengan di Jakarta. Bahkan bisa mencapai selisih 3 juta rupiah. Jual mobil inilah lahan bisnis utamanya.


Sekarang dimana sebuah "nilai tambah" yang dia manfaatkan .


Ia melihat disekeliling, melihat yang terdekat. Begitulah cara pebisnis mencari peluang melihat yang dekat-dekat terlebih dahulu.


Ia lihat ruang di belakang mobil tersebut masih cukup lapang. Dan ia manfaatkan hal itu sebagai peluang. Dicarinya pebisnis lain yang berniat mengirim barangnya ke medan. Juga pebisnis seperti pengusaha kain, atau garment. Ia manfaatkan mobil tersebut sebagai jasa kurir.


Terkadang ia belanja sendiri barang Tanah Abang dan dijualnya barang dagangan tersebut sepanjang jalan pulang ke Medan.



Kepandaian seorang pebisnis seperti inilah yang harus anda asah terus menerus. "Setiap bisnis akan memberi peluang bisnis yang lainnya". Itulah sebuah nilai tambah.


Ada juga seorang yang memanfaatkan piring-piring di pasar loak kemudian dilukis dengan cat minyak dengan motif yang baru dan tidak umum sehingga saat menjamu tamu dekorasi piring tadi sangat tematik. Seperti pada acara ulang tahun motif lukisan dalam piring makan tersebut balon, hadiah warna warni.


Pada acara arisan dapat dipilih tema makanan, bahkan bisa juga untuk suvenir dari kantor atau sebagai piagam sebuah acara. Piring bekas dan cat minyak sangat murah harganya, seni melukis bukan hak orang tertentu, saya percaya semua orang bisa melukis dan berkesenian, hanya kebanyakan mereka tidak menyadarinya saja bahwa mereka memiliki hal tersebut. Cobalah.




Jumat, 17 Oktober 2008

PRINSIP MENJADI ENTREPENEUR

EMPATI PADA ORANG LAIN


Seringkali kita mengucapkan kata-kata Empati, atau berempati. Saya cari artinya, Empati adalah mengerti apa yang diinginkan atau dirasakan orang lain, seakan kita berada dalam sepatu orang tersebut, kita mengetahui apa yang mereka sukai atau tidak.


Rasa empati ini sangat dibutuhkan oleh seorang entrepreneur dalam melayani mitra usaha, pegawai terutama pelanggan. Menurut pengalaman saya, jika ada 2 orang berwirausaha dengan memiliki kepandaian dan jaringan yang sama, maka salah satu bisa lebih unggul dari lain jika ia memiliki kadar empati yang lebih tinggi pula.



Indonesia dalam dasawarsa 30 tahun terakhir, pembangunan berjalan cukup baik. Membangun perangkat kerasnya, pabrik berdiri, bangunan kantor, hotel, Plaza serta Mall berkembang di mana-mana. Ketika pembaharuan terjadi, penyadaran individu menyeruak naik, bangunan orde pak Harto rubuh . Banyak terjadi demonstrasi, pawai, mogok kerja, perusakan pabrik.

Ternyata pembangunan yang hanya mengandalkan hard-skill - ketrampilan luar dan tidak diimbangi ketrampilan hati membawa bangsa Indonesia menjadi bangsa yang keras hatinya. Pemilik perusahaan mengeksploitasi karyawan, karyawan menuntut dengan kasar, penjual tidak jujur pada pelanggan, pelanggan sangat permisif-memaafkan sehinga didiamkan. Kalaupun dilakukan teguran, penjual tersebut tidak peduli, dibawa ke pengadilan semua kasusnya selesai dengan uang, namun masalah tidak pernah selesai. Semua orang seakan memendam rasa marah dan dendam. Berbisnis landasannya win-loose.


Rasnya Ini semua terjadi karena empati tidak dimiliki dan tidak p

ernah diajarkan lagi oleh para tetua, pemimpin dan role model bangsa Indonesia saat ini. Dan bagi saya ini adalah sebuah peluang bisnis soft-skill. Bahkan ada yang berpendapat bahwa saat ini agama banyak mengajari teori saja bukan contoh nyata kehidupanan, role model suda

h tidak ada. Semua yang saya sebut di atas adalah sebuah p

eluang besar bagi kita untuk mulai membangun.


Anda pasti tahu, untuk sukses di bisnis harus memili

ki empatik yang besar. Jika anda sudah memilikinya maka anda pasti menjadi pengusaha jangka panjang yang sukses.

Anda akan menjadi langka, unik, beda sendiri. Yang la

in culas, anda jujur, yang lain keras anda lembut, yang lain menyogok anda melingkar, yang lain murah mutu rendah, anda tetap mempertahankan mutu.

DIDIET STORY


Saya memiliki bengkel mobil modifikasi semenjak tahun 1993 di daerah Haji Nawi Jakarta Selatan, bermitra dengan seseorang sahabat lama, Mas Didiet, salah seorang pembalap jalanan yang disegani 20 tahun lalu. Teman-temannya hampir seluruh pembalap yang ada di banyak media dan mas Didiet adalah seorang mekanik terbaik untuk Speed Racing balapan kecepatan seperti Drag Race.


Bengkel ini bernama NEWSPEED dan kami memiliki nomor spesialis di balapan Drag race selama 5 tahun terakhir, bengkel Newspeed merajai kelas Ultra Drag. Kebetulan di TV beberapa tahun lalu ada siaran langsung kompetisi Otomotif Heat the night Drag Race bersama Tabloid Otomotif dan TV7 dalam kategori pembalap dan konstruktor untuk sementara kami berada di posisi klasemen nomor satu dari 350 peserta.


Mengingat masa itu, Kami sekeluarga di setiap hari pertandingan cukup deg-degan menyaksikan jalannya pertandingan yang disiarkan langsung di TV tersebut kala itu. Mengingat acara tersebut tengah malam dan mobil kami sudah harus menunggu dari sejak paginya sementara mobil tersebut tidak dinyalakan ignition-nya karena memang kami simpan kekuatan agar lawan-lawan tidak memperhitungkannya, sehingga kalau menggerakkan mobil tersebut harus didorong-dorong pada gear netral, sangat melelahkan.


Pada saat waktu pertandingan yang biasanya mulai jam 11 malam kami tetap bersemangat anak-anak di rumah menyaksikan dan sangat bangga dengan VW merah kami selalu menembus finish duluan pada jarak 201 meter kompetisi dengan waktu 7 detikan.


Di sisi manajemen mas Didiet mengelola bengkel dengan pendekatan otoriter, dia senang bermitra sama saya katanya karena saya nggak ngerti mobil sama sekali, jadi tidak pernah ngerecokin. Bisanya cuma jadi provokator kalau ada orang mau modifikasi dan bagi-bagi 3 bulanan uang sangu dari bengkel.


Dia sangat galak, otoriter dan perfeksionis untuk urusan mobil. Apa lagi tamu-tamu yang datang sekarang, mobilnya ajaib-ajaib dari Kijang Inova, BMW, VW Caravale sampai Porche datang untuk dimodifikasi. Kami memang mengambil ceruk pasar – Niche market yang tajam yang kami sebenarnya tidak menduga pasar kelas atas ini bisa sukses.


Yang saya kagumi dari bengkel ini adalah cara mas Didiet mengelola walau dengan tipe otoriter, adalah rendahnya biaya overhead bulanan termasuk gaji pegawai, padahal untuk bengkel spesialis mobil mewah montirnya biasanya bergaji mahal, apa resepnya? Semua montirnya adalah anak-anak jalanan yang terlantar yang dididik dari nol.


Pernah dia berkata pada saat saya dimana sudah hampir 3 bulan saya tidak muncul dan baru saat itu datang ke bengkel, “Wiek aku dapat 2 anak kurus kayak tiang masih 15 tahunan sudah hampir mati kelaparan datang ke bengkel, tak kasih makan lahapnya bukan main sekarang sudah dua bulan mereka tinggal di bengkel dan bantu-bantu aku di sini, tak ajari banyak pekerjaan, cepet banget mereka belajar dan mahir, sekarang sudah bisa las chasis, lihat hasilnya gak kalah sama tukangnya Astra,” katanya bangga. “Pokoknya aku bilang pada mereka, belajar dulu nanti aku kasih duit bulanan sesuai kepandaian, kamu makan tidur dijamin”.


Bisa dibayangkan sebuah ketrampilan dengan bayaran ilmu, makan dan tempat tidur sebuah bargain/tawar-menawar menarik, bukan? dan ini telah dilakukan sejak awal bengkel berdiri, dia kuat dan displin sekali di dalam duplikasi ilmu dengan cara otoriter. Rupanya seseorang cepat belajar jika di bawah tekanan agaknya. Dengan cara begitu, biaya bulanan bengkel sangat rendah, sehingga pelanggan betah kembali lagi ke bengkel Newspeed karena harga service yang ditawarkan cukup murah dengan mutu baik.


Banyak sudah alumni mas Didiet yang sekarang membuka bengkel sendiri dan memang dia sendiri secara pribadi menyarankan mereka untuk berdikari jika keterampilan mereka sudah fasih. Saya pernah bertanya, “sayangkan, mas, sudah capek-capek dididik mereka keluar?”


“Begini”, katanya menerangkan, “Kalau seseorang sudah menjadi ahli, maka secara profesional mereka menjadi mahal bayaran dan biaya bulanan bengkel kita bisa membengkak tinggi, lebih baik mereka berwirausaha sendiri dengan standar kita, sehingga kalau kita kelebihan order, kita bisa beri kepada mereka ordernya untuk dikerjakan, khan kita dapat harga khusus dong oleh mereka”, katanya memaparkan sintesanya.


“Kita secara langsung jadi tidak kerepotan ngurusi biaya bulanan. Begitu juga sebaliknya kalau mereka kelebihan order pasti mereka memberikan order tersebut kepada kita. Sedangkan kita akan terus menyetak kader sehingga kalau perlu suatu saat nanti kita tidak usah punya bengkel, tapi para alumnus kita ada puluhan bengkel berdiri dengan standar kita. Kita hanya memberikan ordernya. Jadi tidak pusing detail-detail pekerjaan harian dan membiayai gajih bulanan, tidak ngurusi ini itu, income pasti-pasti”, katanya panjang lebar.


Empatinya pada orang jalanan membawa peluang tersendiri bagi orang seperti mas Didiet.

Kamis, 11 September 2008

Break: Arsip dari Majalah Swa

Pertaruhan Helmy di Tepi Musi
Kamis, 09 Agustus 2007
Oleh :

Bukan berita baru, Helmy Yahya yang selama ini dikenal sebagai raja reality show masuk bisnis properti. Di luar gaweannya menggarap bisnis hiburan, ia juga Presdir yang memiliki saham di Marvin Reeves Indonesia. Sejak ia menanamkan modalnya, agen properti asal Belanda ini berkembang dengan konsep waralaba. Dan di bawah kepemimpinannya pula, pertumbuhan pesat diraih. Kantor cabangnya kini berjumlah 10, tersebar di Jakarta, Medan, Tangerang, Bandung dan Surabaya.


Namun, ketertarikan Helmy pada dunia properti, rupanya tak berhenti sampai di situ. Dalam waktu dekat, ia siap membangun hotel butik di Palembang seluas 1.500 m2. Hotel?

Benar. Diam-diam, sejak 2004 ayah empat anak ini memiliki sebidang tanah yang berlokasi di dekat Sungai Musi. Mulanya, ia berniat membangun rumah walet di sana. Akan tetapi, dalam perjalanannya, niat itu berubah. Selain melihat Palembang berkembang luar biasa, di saat bersamaan, Dinas Tata Kota Sumatera Selatan juga memerlukan bangunan yang bisa menjadi ikon ibu kota Sum-Sel.

Di tengah situasi yang berkembang seperti ini, tanpa diduga, ia bertemu Wowiek Prasantyo, pemilik Jatiwaringin Resident, yang tanahnya bersebelahan dengan tanah miliknya. Mereka kemudian sepakat menyatukan tanah dan membangun hotel butik di atasnya. Bersatu dalam proyek ini, menurut Wowiek, memiliki kekuatan tersendiri. Menurutnya, Helmy telah mewarnai dunia properti Indonesia melalui acara Bedah Rumah yang disiarkan RCTI beberapa waktu lalu. “Sekarang orang tidak kenal lagi istilah renovasi, melainkan bedah rumah,” Wowiek menuturkan.

Alasan lain Wowiek bergabung dengan bos PT Triwarsana itu lantaran adanya kesamaan pengetahuan tentang ibu kota Sum-Sel ini. “Saya 7 tahun tinggal di Palembang, sementara Helmy lahir di Palembang,” paparnya. Penggabungan dunia properti yang digeluti Wowiek dan dunia hiburan yang ditekuni Helmy, dinilainya akan melahirkan kerja sama yang unik. Di luar itu, proyek ini juga memberi kesempatan kepada pengusaha wong kito lainnya yang ingin berinvestasi di tanah leluhur.

Helmy mengungkapkan, hotel ini akan dijual dalam bentuk kemitraan. Rencananya, setiap kamar akan ditawarkan kepada investor dan pengelolaannya diserahkan ke pengembang hotel. “Sistem ini telah diterapkan di beberapa hotel seperti di Anyer dan Bali. Ini memungkinkan tiap orang berinvestasi dalam bentuk kepemilikan kamar hotel,” ia menerangkan. Untuk itu, ia hendak mengundang beberapa investor lokal dan menjanjikan return tetap selama dua tahun pertama 7%-8%/tahun. Selanjutnya, diterapkan sistem bagi hasil. Selain itu, investor memperoleh fasilitas menginap gratis selama 21 malam dalam setahun. Oleh pemilik kamar, kesempatan ini bisa diberikan kepada pihak lain. “Saya percaya, banyak orang Palembang yang sukses ingin memperkenalkan Sungai Musi kepada koleganya,” tutur pria kelahiran Palembang, 6 Maret 1963 ini.

Diperkirakan, pembangunan hotel bakal menelan dana sebesar Rp 40 miliar. Terdiri dari 51 kamar dan 7 lantai, pembangunan hotel dimulai September mendatang, dan rencananya beroperasi Maret 2008. Tujuh lantai menjadi pilihan karena punya makna mendalam: tujuh mata angin dan langit ketujuh. Adapun model bangunannya menggabungkan arsitektur modern dengan bangunan konservasi yang sudah ada sebelumnya. Kebetulan, Helmy menemukan sebuah rumah di Palembang yang umurnya diperkirakan mencapai 300 tahun dengan ukuran 13 x 47 meter. Bangunan ini rencananya akan dijadikan ikon hotel. “Saat ini perizinan sudah hampir selesai,” tandasnya.

Dalam operasionalnya, hotel yang bakal diberi nama Mahligai ini menggunakan konsep eksotisme. Maksudnya, tamu hotel akan dijemput dengan gondola (perahu kecil) dari Benteng Kuto Besak yang terletak di seberang hotel. Pendayungnya akan mendendangkan lagu Sebiduk di Sungai Musi hingga merapat di depan hotel. Setelah itu, tamu diturunkan di lobi terapung (floating lobby) untuk menikmati welcome drink. Kemudian, diantar menuju kamar hotel. “Saya menggabungkan konsep arsitektur modern yang di atasnya terdapat heritage. Ini karena saya senang mengonservasi barang-barang bersejarah,” tutur Helmy.

Nama Mahligai, menurutnya, memiliki arti rumah di awang-awang. “Konsepnya sudah tepat. Ketika malam redup, dari jauh hotel akan tampak seperti rumah di awang-awang. Itulah Mahligai di Sungai Musi,” ujar lelaki yang memperoleh gelar master dari University of Miami, Florida ini.

Pria yang murah senyum ini juga optimistis proyeknya didukung banyak pihak. Meskipun di Palembang terdapat banyak hotel bintang empat dan lima seperti Novotel, Aston dan Horison, ia tak merasa gentar. Sejauh ini, hanya hotel butiknya yang menghadap langsung ke Sungai Musi. “Pak Gubernur, Wali Kota, dan masyarakat setempat sangat mendukung proyek ini, karena memberi lapangan pekerjaan dan menambah kebanggaan kota,” ujar Helmy bersemangat. Bahkan, ia berani menjanjikan, hotel yang menyasar pasar menengah-atas ini akan menjadi landmark baru kota kelahirannya itu.

Kendati berani menjadikan hotelnya sebagai landmark, Helmy belum menghitung kapan pertaruhan modalnya akan kembali. Sejauh ini ia mengaku melihatnya dari sisi nostalgia bersama kawan lama. “Ketika kecil saya pernah telanjang mengarungi Sungai Musi demi berangkat ke sekolah,” katanya blak-blakan. Kendati demikian, ia memperkirakan investasinya akan kembali setelah mengarungi waktu empat-lima tahun. Seperti halnya Sungai Musi, investasi ini diharapkan akan mengalir sampai jauh.

Firdanianty/Andry Mahyudi.


URL : http://www.swa.co.id/swamajalah/tren/details.php?cid=1&id=6355

Sabtu, 06 September 2008

Prinsip Menjadi 2

LIHAT KEBUTUHAN SEKITAR

Tahu ga’ kepandaian melihat kebutuhan ternyata sangatlah penting karena dari sinilah bisnis itu bermula. Untuk mempertajam dan memperbanyak wawasan sebagai referensi coba deh ikuti banyak seminar, bersilaturahmi. Mendengar cerita-cerita mereka yang sukses, langsung dari mereka yang sukses. Bagaimana mereka dapat bisa sampai pada posisi mereka pada saat ini.


Baca buku-buku praktisi yang dapat memberikan wawasan . Bergabunglah dengan segala macam kegiatan yang banyak mengumpulkan orang seperti perkumpulan keagamaan, klub olah raga, koperasi, eksekutif klub, rotary club, lebaga sosial, yang paling ampuh lagi adalah berpergian ke luar negeri yang perekonomiannya lebih maju dari Indonesia.


Anda pasti akan sangat terbuka dan terinspirasi dari kegiatan-kegiatan bisnis yang negara maju tersebut lakukan sehingga jarang ragu untuk menirunya. Tiru saja dulu jika anda melihat sebuah peluang bisnis di sebuah negara. kenapa meniru ?karena bisnis tersebut sudah terbukti berhasil dijalankan oleh mereka. Kemudian baru lakukan modifikasi sesuai dengan intuisi bisnis anda baru nanti anda kembangkan dengan variasi lain yang sesuai dengan perilaku pasar anda.


Banyak hal yang dapat diraih disekitar kita jika kita betul-betul jeli melihatnya ditambah lagi referensi yang kita dapati untuk memenuhi kebutuhan para pelanggan. Sebenarnya sih terciptanya sebuah peluang bisnis karena sebuah bisnis kita JALANKAN. Tangkaplah sebuah peluang bisnis tersebut, kemudian pasti bergulir terus bisnis-bisnis baru dan itu akan sejalan dengan pemintaran dan pembelajaran yang anda dapat dengan melakukan peluang awal bisnis anda. Singkatnya, peluang bisnis itu selalu ada dan tidak pernah habis.


Sebenarnya bisnis saat ini beruntung, karena dengan otonomi daerah di Indonesia yang terdiri dari 250 suku bangsa dan 400 bahasa ini, banyak peluang usaha yang dapat kita bangun misalnya membuat souvenir shop dan produk pada setiap kultur budaya anda, sehingga selang waktu berjalan para turis manca negara atau turis lokal pasti mulai berdatangan karena memang kebudayaan itu sangat menarik untuk diketahui dan di masa itu anda telah siap dengan produk-produk yang menarik baik sebagai memoribilia atau produk kebutuhan industri atau juga kebutuhan sehari-hari seperti pakaian atau makanan Khas daerah tertentu tersebut. Tak usah menunggu datangnya turis dulu baru kita buat.


“Sebelum mereka datang buat dulu, percaya saya”


Contoh lain misalnya, jika anda adalah seorang sarjana atau mahasiswa fakultas matematika, ilmu yang anda miliki segera anda manfaatkan sebagai peluang bisnis, ajarkan ilmu anda kepada para siswa SD, SMP, SMU dan kemudian anda banyak melihat peluang-peluang lain setelah itu. Atau anda mengerti akunting jadilah penyedia jasa akunting buat para pengusaha Warung Tegal tersebut, atau toko kelontong di daerah sekitar anda tinggal, bisa anda tawarkan setiap 3 bulanan anda audit dengan bayaran misalnya Rp 300.000 peraudit, dari sini pasti kemudian anda banyak dapat kenalan dan terbuka peluang binsis baru.


Peluang lain, jika anda seorang sarjana atau mahasiswa bahasa apapun itu jual-lah kepada tetangga, saudara, lingkungan anda, banyak kebutuhan untuk hal tersebut, kita harus siap era globalisasi karena penguasaan bahasa asing sangat dibutuhkan.


Tangkap dulu setiap peluang, tidak ada usaha yang sia-sia. Peluang bisnis lain pasti mengikuti. Bisnis itu terus berkembang mengikuti anda yang tidak berhenti berusaha dan belajar.


Town House Story


Masih berbicara dengan senior arsitek sahabat saya Bapak Edi Utoyo di kantornya yang sangat impresif penuh dengan karya sentuhan pribadinya pada ornamen dekorasi. Saya secara pribadi memerlukan berkonsultasi dengannya mengenai minat saya membangun property di lahan saya di daerah Jakarta Timur.


Saya uraikan visi saya kepadanya. “Pak Edi, aku melihat peluang saat ini property berkembang baik aku berminat membangun townhouse seperti di film seri TV Melrose Place yaitu sebuah cluster yang tidak terlalu besar di mana pemilik property tersebut menyediakan sharing backyard, berbagi halaman belakang misalnya ada kolam renang atau taman yang indah dengan rumah 3 lantai atau mini condominium atau mini apartemen?” Kataku menyelidik. Dengan sangat rinci saya menceritakan visi saya untuk membangun property tersebut. Dia menjawab, “Makan yuk, aku lapar nih..”


Kami berpindah kemeja makan di kantornya yang sudah menyediakan ayam goreng favoritnya, lengkap dengan kentang goreng dan salad, “Maaf, gak tersedia nasi di sini, lagi ganti variasi makanan”, katanya serius.


“Begini Mas”, dia memulai pembicaraan. “Sebelum kita membangun, kita lihat filosofis bangunan yang akan kita dirikan. Misal apartemen, adalah bangunan yang kebanyakan disewakan fungsinya, Condominium adalah kepemilikan atau konsep jual hanya hak atas tanah dibagi oleh seluruh pemilik gedung biasanya dengan strata title hak kepemilikannya kayak HGB (hak guna bangunan), Townhouse kayak real estate biasa karena konsep rumah kota biasanya bertingkat dan tanahnya kecil 100-250 meteran namun bangunan standar lux atau rumah perumahan biasa tipe 45-72, 150 meter dan lain sebagainya”, lanjutnya sambil mengunyah makanan.


Sangat santai ia hari ini begitu juga saya. “Nah, di daerah sekitar tanah yang mau kita bangun apa type rumahnya atau apa tipe komunitasnya. Kita harus membangun sesuai dengan meliu daerah tersebut”, katanya menyelidik. “Kalau tipe kecil kita juga membangun berkisar besaran yang sama. Kalo besaran tanah 500 meteran pun demikian, kita nyamain”. “Kenapa?”, Aku bertanya. Manusia cenderung berkumpul dengan level strata yang sama begitu juga setiap mahluk hidup. Sangat nyaman berkumpul dengan sesama. Apa cocok daerah tersebut dengan apartemen atau condo?


“Kalau aku membangun Club House, yang ada kolam renang , fitness, salon, tenis dan lain-lain”, tanya ku lagi. “Ada berapa unit rumah yang tinggal di daerah tersebut berada di komunitas kelas A atau B, Komunitas A adalah seperti daerah Mall Kelapa Gading, Mall Pondok Indah, Mall Bintaro Jaya. Komunitas B adalah seperti daerah perumahan di pinggiran Jakarta seperti BSD, Cibubur, Jati Bening.” Katanya merinci. “Karena, club house untuk olah raga cocok untuk komunitas B dan A, kelas C seperti mereka yang tinggal di BTN atau komunitas D yang marginal tak memiliki pekerjaan resmi walaupun tidak bisa dikatakan mereka tidak memiliki pendapatan, datang ke Club House menjadi sebuah barang mewah,” Katanya lagi.


“Ada lebih kurang 500 rumah komunitas A, 1000 komunitas B, C dan D ada 2000 rumah dalam radius 2 km dari lokasi jika centrumnya lokasi tersebut”, kataku lagi. Saya memang sudah melakukan marketing intelegen di daerah tersebut. Dan ini merupakan kebiasan saya sejak dulu bahkan sejak dari masih bujangan. Dengan cara bersepeda sore-sore dengan anak-anak, aku menghitung jumlah rumah, mobil dan segala ornamen di sekitar asset mereka.


“Rasanya masih kurang banyak ya”, katanya sambil mencari referensi di benaknya. ”Tapi aku melihat peluang” katanya lagi, “Mas Wowiek punya temen banyak celebrity di daerah situ khan? Kita bisa jadikan dia Anchor atau jangkar pemasaran seperti Ade Rai fitness atau Vena melinda fitness. Maka radius kita bisa melebar kalo konsepnya unik. Sekarang kembali ke Mas Wowiek, mau diapakan?” Katanya dengan tenang.

Jumat, 15 Agustus 2008

Bagaimana menjadi Entrepreneur

Prinsip Menjadi 1

Imagination Create my Reality

Apakah hari ini anda bermimpi? Mimpi bukan saja bunga tidur atau keinginan “Maya” tapi Impian bisa menjadi motivator kesuksesan yang sangat ampuh. Tanpa impian dunia ini tak berwarna, tidak hidup. Bahkan mimpi bisa jadi bahan pembicaraan dan pembuka jalan pergaulan yang baik. Sekarang banyak orang yang menjadi pengarti mimpi. Bayangkan berapa keuntungan yang didapat hanya untuk mengartikan sebuah mimpi orang lain.

Bicara mimpi, semua hal yang diciptakan manusia diawali dengan impian. Para pemimpi besar seperti Leonardo Da Vinci adalah orang-orang yang memancing para pelaku untuk mewujudkan impiannya. Da Vinci dikenal dengan lukisan Monalisa-nya adalah perancang, dan pemimpi hal-hal yang sekarang disebut Tank amphibi, Parachute-terjun payung. Mesin mobil pertama dirancang dan diimpikan olehnya, yang dia tuangkan dalam sketsa-sketsa goresan yang sangat melegenda, tanpa coretannya kita tidak terinspirasi. Da vinci sendiri memerlukan masa hampir 500 tahun untuk mewujudkan impiannya melalui orang lain tentunya.

Cerita lain, Jules Verne penulis buku round the world in 80 days di abad 19-an merancang sebuah alat yang dapat mengirim tulisan dari jauh yang terbukti 70 tahun kemudian yang kita sebut sekarang alat faximili.

Selain mimpi, ada lagi yang disebut inspirasi. Contohnya begini, perilaku orong-orong atau binatang tanah dalam menggempur tanah yang meng-imajinasi orang untuk membuat mesin alat berat penggali tanah caterpillar. Lalu dari Back Hoe untuk menggambil barang yang jauh mengunakan imajinasi dari belalai Gajah, Buldozer dengan kuku di belakangnya seperti binatang undur-undur dan masih banyak lagi kegiatan manusia yang berawal dari sebuah imajinasi yang dipancing dari perilaku sekitar.

Nah, bisa disimpulkan keberanian ber-imajinasi sedikit banyak menentukan sukses anda sebagai entrepreneur.

Edy Utoyo Story

Dikalangan dunia perarsitekturan Indonesia nama ini sangat populer. Kalo anda orang Jakarta atau pernah ke Jakarta dan melihat Keong Emas, nah itu satu dari sekian mahakarya beliau. Bagi saya Bapak Edi Utoyo adalah seorang guru dan sahabat saya. Suaktu ketika sang Arsitek senior ini mendapat penawaran membuat gedung pencakar langit di tengah pusat kota Jakarta. Maka pertama kali yang dilakukan adalah melakukan wawancara dengan sang pemilik gedung apa yang di impikan olehnya, bayangan gambaran apa yang terlintas dalam niatnya. Setiap keinginan dan impian dari pemilik gedung dicatatnya dengan rapi. Puas dengan informasi yang didapat ia mengadakan rapat dengan tim di Utoyo

Proses kreatif arsitekpun segera dilangsungkan. Garis-garis gambar dirunut dengan rinci. 1 bulan kemudian cetak biru gedung tersebut selesai yang kemudian dipresentasikan kepada pemilik gedung, yang langsung mengangguk setuju. Jujur, saya sangat mengagumi caranya mempresentasikan bisnis sehingga sesuai dengan impian pemilik.

Pernah aku bertanya seputar kehandalannya berpresentasi. “Bagaimana caranya pak Edi menjelaskan kepada pemilik gedung dan dengan segera mereka disetujui?”.

“Ok, kami sudah melakukan wawancara yang rinci tentang impiannya, kami hanya menvisualkannya, jadi itu bukan mimpi kami tapi mimpi pemilik gedung tersebut. Imajinasinya yang kami gambar. Tanpa imajinasi gambar tersebut tidak terwujud, dan tanpa gambar cetak biru rancang bangun tersebut bangunan tersebut tak akan pernah jadi.” Urainya singkat.

Kesimpulannya, begitu juga dengan kita di dalam kehidupan ini. Seluruh kenyataan ini adalah hasil dari imajinasi karya pikir orang-orang sebelum kita, atau kita itu sendiri yang berani diwujudkan. Mobil Mercy itu dulu dari buah pikir seseorang, Monas adalah buah pikir Bung Karno, Disneyland adalah buah pikir Walt Disney, yang mengatakan Imagination create my reality-Impian menciptakan kenyataan dalam hidupku.

Berani mimpi?

Selasa, 29 Juli 2008

Part 1 Visi Entrepreneur

Part 1

Visi Entrepreneur


Bagaimana memulai menjadi Entrepreneur

1. berani

2. lakukan

3. mastery

4. Be the best, Be difference

5. Fight

6. win


Bagaimana menjadi Entrepreneur

1. Imagination Create my Reality

2. Lihat Kebutuhan Sekitar

3. Empati pada orang lain- sensor entrepreneur

4. Jual nilai tambah

5. Jual benefit-manfaat

6. Jual mimpi pelanggan

7. Jual kebutuhan & kemampuan merubah keinginan pelanggan



Bagaimana memulai menjadi Entrepreneur


Prinsip Memulai 1


Berani


Pernah dong bercita-cita ingin menjadi seorang direktur? Kalo mau, pinginnya cepat atau melalui perjuangan karir dan lama! Kalo memilih jalan panjang pastinya anda melamar pada sebuah perusahaan, kemudian berkarir di sana beberapa tahun atau mungkin seumur hidup anda. Tidak sampai disitu tapi harus membuat terobosan-terobosan agar perusahaan tersebut memperoleh keuntung sehingga anda dilirik oleh atasan, atau pemilik perusahaan untuk cepat naik jenjang karir. Atau jika memilih jalan pintas, ya cukup meluangkan waktu sebentar untuk pergi ke notaris membuat sebuah perusahaan berbadan hukum PT, CV, atau koperasi lalu pilih jabatan direksi yang anda sukai dan selesai, seketika itu juga anda langsung menjadi seorang direktur. Dan yang lebih pintas lagi adalah menunggu warisan perusahaan dari orang tua. Mudah-kan, sehingga pertanyaanya “Menjadi direktur, yang susah apanya? Yang pasti jawabannya menjalani organisasinya kalau kita tidak tahu caranya, itu susahnya.


Alinea pertama tadi menunjukkan bahwa lowongan menjadi entrepreneur itu banyak dan mudah. Membuat pekerjaan lebih mudah dari mencari pekerjaan. Dan setelah kita menjadi direktur maka pola pikir dan tindakan kita akan segera mengikutinya percayalah. Seperti belajar berenang, kecebur aja dulu nanti pasti bisa berenang. Percuma belajar berenang tetapi tidak pernah nyebur di air.

Kembali ke menjadi direktur secara instan. Setelah menandatangi akte, anda resmi menjadi entrepreneur , dan selanjutnya anda harus membuktikannya. Pilihlah peluang usaha yang anda kuasai, atau carilah orang lain yang dapat menjalankan usaha atau gunakan segala macam cara agar uang dapat masuk ke dalam rekening perusahaan. Pastikan melalui sebuah penjualan dari produk atau jasa yang anda sediakan. Saya percaya secara psikologis anda memantaskan jabatan direktur tersebut dengan karya berhasil apapun yang anda pilih, sektor jasa atau pun sektor produksi.


Sangeh Story


Sambil mempersiapkan menjadi direktur, saya mendapat cerita berharga saat saya berkunjung ke Bali. Ada sebuah kisah menarik tentang kehidupan komunitas kera di daerah Sanggeh Bali, dimana mereka berkomunal seperti layaknya kehidupan manusia yang memiliki pemimpin dalam sebuah komunitas. Komunitas kera tersebut dipimpin oleh seekor kera yang ukuran fisiknya lebih besar dengan memiliki bentuk rambut yang lebih panjang dari kebanyakan kera sekitarnya dan memiliki perbedaan pada rambutnya, berwarna lebih keputihan.



Ada sebuah tradisi di kelompok kera tersebut pada setiap tahunnya, yaitu perebutan kursi kepemimpinan yang dilakukan dengan bertanding dalam sebuah perebutan kekuasaan secara fisik, biasanya dengan berkelahi satu melawan satu dan jika dalam pertarungan tersebut sang penantang tidak berhasil mengalahkan sang pemimpin maka dia terusir dari kelompok dan daerah tersebut, namun jika pemimpin sekarang kalah dalam pertarungan kekuasaan tersebut maka sang pemenanglah yang bertahta. Ada keajaiban yang terjadi di mana dalam beberapa bulan kemudian secara fisik, pemimpin yang baru tadi ukuran tubuh berubah, tumbuh menjadi lebih besar dari ukuran kebanyakan dan rambutnya memanjang sendiri serta warnanya berubah menjadi memutih, seakan ada enzim kepemimpian yang berlaku universal di badan kera yang menjadi pemimpin tersebut, sehingga siapapun menjadi pemimpin maka terjadi perubahan tumbuh secara alami.


Saya jadi berfikir peristiwa alamiah ini adalah sebuah peristiwa universal yang berlaku di kehidupan dimuka bumi ini untuk setiap mahluk ciptaan sang pencipta. jika anda atau siapapun anda menjadi pemimpin apalagi dengan jalan yang keras dan sulit maka secara alami ada “enzim” kepemimpinan mengalir dalam tubuh anda. Secara otomatis kita menjadi demikian kreatif, tajam dalam perpandangan, bertanggung jawab dan itu keluar secara alami. Keseimpulan ringan dari saya atas peristiwa ini adalah menjadi pemimpin atau entrepreneur yang mana syarat pertamanya adalah JADI DULU, maka anda siap memasuki periode perubahan “enzim-enzim” di dalam tubuh anda yang keluar sebagai survival insting dan rasa tanggung jawab. Dan selanjutnya tinggal Fight - pasti anda menang.


Prinsip Memulai 2

Lakukan segera-Just Do it



Ini bukan karena spansor, dan juga bukan karena mau dilirik sponsor. Tapi ini adalah pengalaman dari kesuksesan sebuah produk. Maaf kalo produk lain tidak diwakili, karena yang saya pakai adalah Nike sebuah produsen alat olah raga yang terbesar di dunia. Yang saya suka dari Nike bukan hanya produknya tapi slogannya, yaitu Just Do It atau Lakukan.

Nah, dalam pengembangan usaha Slogan ini berlaku pula, sehingga tidak ada alasan untuk tidak memulai usaha. Saya tahu alasan orang untuk tidak mau melakukan sebuah usaha, misalnya alasan pengalaman bisnis yang terbatas,


PADAHAL pengalaman terbatas anda bisa terselesaikan dengan belajar dan bertanya pada teman-teman yang berpengalaman pada bisnis sejenis. Atau alasan modal, padahal kalau anda tidak memiliki modal dana bisa cari pinjaman dari mereka yang punya. Atau alasan ga’ punya ide, nah kalo yang ini kenapa tidak pakai ide orang lain yang punya ide tapi tidak dijalankan.


Kalau alasannya tidak punya tempat usaha, ya cari aja teman atau orang yang punya tempat usaha yang lokasinya tepat. Tawarkan usaha anda dan lakukan perimbangan pembagian hasil usaha atau bagi-baginya yang adil.


Gini deh ... Pokoknya kalau dicari-cari alasan pasti banyak ribuan mungkin jumlahnya alasan, yang kesemuanya sebenarnya hanya alasan yang ingin menegaskan bahwa anda tidak mau bukan tidak bisa.

Kalau tidak mau apa saja sudah tidak mungkin jalan atau terjadi namun kalau tidak bisa dan anda memiliki kemauan apapun pasti terjadi.


Mutiara Hijau Story


Bukan bermaksud promo usaha sendiri atau narsis, tapi cerita nyata biasanya jauh lebih mengena dari pada mengutip cerita orang lain yang sering kali di bumbui kata “Katanya” itu.

Pagi itu Ibunya anak-anak tiba-tiba menceritakan mimpinya ke saya. ”Aku tadi malam gak bisa tidur. Sebenarnya sudah 3 hari ini aku memikirkannya. Aku mau buat salon khusus wanita, perawatan spa lulur theraphy”. Katanya cepat.

“Nah loe… mulai dari mana?”, tanyaku lagi,

Dengam seksama aku mendengarkan penjelasannya. Ternyata kamar utama dijadikan salon untuk 7 set kaca dan 3 tempat tidur lulur. Modalnya sudah ada yang mau biayain, dari uang tabungannya dan mitra usahanya. Sementara itu 1 unit Mobil yang kredit tiap bulan mesti bayar 2 jutaan dijual buat nambah modal salon, dengan asumsi setahun dapat beli baru tunai.


Pertanyaanya, apakah perempuan beranak 2 ini bisa nyalon? karena setahuku dia tipe penyalon.


“Lihat saja strategiku” katanya sambil berlalu, meninggalkan 100% rasa penasaran di pikiranku.


Tidak tunggu besok atau lusa, hari itu juga, wanita yang kukenal lebih dari 10 tahun ini langsung pergi ke Depo Bangunan sebuah toko bahan bangunan yang lengkap full AC dan nyaman dekat rumah.


Seluruh belanja material dibelinya sendiri dan dia mengecat sendiri kamar tersebut. Ga’ kebayang 2 hari 2 malam dia bekerja dibantu oleh pembantu di rumah, selesai pengecatan, ke toko mebel, pesan tempat tidur dan lain sebagainya. Sore dia sibuk membuat spanduk, plank salon, brosur yang akan disebar ke tetangga-tetangga. Tukang ledeng mengerjakan saluran cuci dan membetulkan kamar mandi dan di hari ke tujuh ada 8 orang calon pegawai sedang di-training creambath, lulur dan lain sebagainya. Aku bertanya dalam hati dari mana di punya ilmu persalonan, bukan dalam cerita Roro Jongrang yang tersulap dalam 1 malam, tapi aku diam saja, kubiarkan kretifitas dan aksinya berjalan alami.


Selama satu minggu dia menelpon teman-teman dan saudara untuk datang ke salonnya dan gratis di creambath sebagai kelinci percobaan para calon pegawainya. Dan sangat surprise orang-orang antri datang, dan dengan sukarela menjadi korban. Ok strategi menarik kataku dalam hati. Jadi ingat serial TV Oshin .... atau memang mengadap dari cerita itu ya. Tepat hari ke 15 salon dibuka dengan harga 50% diskon selama 1 bulan. Terlihat mahasiswa Tarakanita, Asyafiiyah, ibu rumah tangga mulai berdatangan. Aku ingat tepat satu bulan aku tanya, “Berapa sales 1 bulan ?” “Bulan ini 9 juta” katanya sambil terus menghitung pembukuan. Jujur aku kagum.


“Dua Bulan ke depan kalo kayak gini terus balik modal aku”, katanya tanpa ekspresi. Aku terhenyak di bangkuku, bukan karena sulapan Roro Jongrang ini tapi ternyata ada rahasia jiwa entrepreneur sejati yang tersembunyi yang selama ini tidak aku ketahui.


Prinsip Memulai 3

Mastery


Bukan sok jadi motivator handal, tapi boleh kan share opini dan ide, serta kisah nyata yang pastinya bermanfaat. Menurut saya, mengawali sebuah usaha sangatlah mudah dan banyak caranya, sedangkan untuk mempertahankan eksistensi memerlukan pelajaran dan ketrampilan tersendiri. Pertanyaanya, apakah untuk memulai sebuah usaha haruskah memiliki ketrampilan terlebih dahulu?

Menurut saya tidak perlu. Anda tidak perlu memiliki ketrampilan terlebih dahulu. Begini alasannya; Dalam sebuah diskusi di Radio acara rutin saya, pernah saya bertanya kembali kepada sang penanya, “apakah bapak trampil dulu naik sepeda baru mau bersepeda?” “apakah bapak terampil dulu dalam berenang baru menyebur ke air? Bagaimana ketrampilan itu bisa didapat?” Tentu tidak perlu ketrampilan, selagi belajar jatuh bangun kita lakukan baru terampil. Semua orang memulai sesuatu dengan keberanian terlebih dahulu, dan tidak perlu menjadi master dulu baru berbisnis. Atau mesti sekolah jauh-jauh dan mahal-mahal yang terkenal pula, baru berbisnis, tetapi lakukan dahulu, berani dahulu.

Sewaktu bayi, kita memerlukan orang lain untuk membantu belajar berdiri. Kecepatan seseorang belajar dan sukses berdiri, lalu berjalan dan berlari adalah kesuksesan dan kemenangan pribadi bukan usaha orang lain karena orang lain itu biasanya sifatnya membantu. Jadi sebuah kesuksesan adalah merupakan usaha individu.


Soto Lamongan Story


Kembali sebuah produk saya sebut. Tapi produk ini sama halnya dengan Warung Tegal, dan nama produk yang memakai daerah selalu menarik untuk diambil ceritanya.

Suatu kali saya bertemu dengan Pak Ali pemilik LA Cafe, dia bercerita ke saya setelah 2 bulan pertama LA Café berjalan sangat baik.


“Saya merasa harus mengerti apa yang anak-anak Lamongan kerjakan karena kalau mereka sakit atau ada sesuatu, masa warung soto kita harus tutup?” katanya menjelaskan.

Biasanya setiap pagi Pak Ali bangun jam 3 untuk belanja ke pasar dan membeli ayam segar dari penjagalan dekat yayasan.


“Segala perbumbuan aku tahu sumbernya sekarang. Ada yang kurang sreg Mas, dengan cara mereka memberikan MSG yang takarannya menurutku terlalu berlebihan, memang gurih tapi bikin haus dan itu ciri MSG yang berlebihan dan berbahaya khan buat kesehatan”, katanya mengingatkan saya.

“Aku bilang ke anak-anak itu untuk menguranginya tapi jadi nggak seenak kalau memakai MSG dan saya terbeban moril Mas”, katanya lagi pada saya.


“Mereka kayak robot kalau sudah begitu ya begitu gak mau berubah dan itu sudah jadi rumus baku soto lamongan keluarganya. Aku muter mikir tujuh keliling dan aku teringat dengan ibu Dewi salah seorang donatur tetap Yayasan yang jago masak dan berbisnis catering”, pak Ali melajutkan ceritanya.


“Kemudian aku bertanya ke bu Dewi dan diberi rumus bumbu-bumbu yang dapat menghasilkan rasa aroma dan kenikmatan melebihi MSG, alhamdulillah waktu di coba lebih lezat. Aku memasaknya sendiri Mas, katanya lagi. Aku sudah hafal sama bumbu-bumbu mereka dan kombinasinya aku sekarang bisa buat soto!” katanya bangga.


“Untuk apa pak Ali bisa masak?” tanyaku.

“Buat tenaga cadangan”, katanya menjelaskan,

Singkat cerita 3 minggu setelah kami bercakap-cakap pak Ali berkunjung ke kantor saya. Dan dia cerita,”Saya binggung Mas anak dua itu sekarang berantem karena ingin resep atau buatannya yang dipakai jualan, sekarang yang satu pulang kampung tinggal yang satunya ada di yayasan dan tadi pagi ayahnya di Lamongan memanggil pulang, bingung Aku. Kalau dia pulang juga, siapa yang dagang?” Katanya cemas.


“Pak Ali kan sekarang bisa masak, ya masak saja sendiri!” kataku.

“Gak sanggup kalau sendirian Mas pembeli makin banyak urusan dapur minimum 2 orang didepan dan belanja 2 orang.’” Jawabnya setengah bingung.


” Kenapa tidak aktifkan anak-anak yayasan saja, kan si Husin dan teman-teman memang suka masak di yayasan. Jadikan satu dan ajarkan ketrampilan masaknya.” Kataku lagi.

Pak Ali melesat pulang seketika setelah pamit.


Lima (5) hari kemudian saya datang ke LA Café terpampang tulisan Resep baru tanpa MSG, sehat - murah - berkualitas. Terlihat semua meja penuh terisi. Kalau awalnya pelanggan yang belanja dari komunitas ojek dan sebagainya sekarang saya melihat penambahan pelanggan yang bermobil pun mengantri. Rupanya banyak pelanggan yang sadar arti kesehatan dan ini yang di-expose oleh Pak Ali, inilah yang disebut mastery, menjadi faham dan pandai dengan melakukan langsung dan menyelesaikan setiap permasalahan menjadi peluang.


Prinsip Memulai 4

Be the best, Be difference


Setiap menatap wajah anak-anak saya, tidak terbayangkan kalo satu sama lainnya mengambil kelebihan dan kekurangan ayah bundanya. Ada yang hidung dan bibirnya mirip saya, ada yang mata indahnya mirip bundanya. Bisa dibayangkan dari 6 milyar manusia yang terlahir di dunia tidak ada satupun yang serupa. Walaupun 1 orang memiliki 7 kembaran yang sama. Sedikit menjadi bijaksawan, saya beropini agaknya hukum alam menakdirkan setiap makhluk terlahir untuk menjadi beda satu dengan yang lainnya, dan untuk menemukan jati dirinya yang berbeda-beda pula dimaksudkan untuk saling melengkapi satu dengan yang lainnya.


Tapi dalam kehidupan terkadang aturan dan doktrin menciptakan kita menjadi manusia yang seragam. Kenapa mesti seperti yang lain? Kenapa harus sama? Yang terpenting kita menjadi yang terbaik dari segala potensi kita miliki.


Pertanyaannya apakah anda berani tampil beda?

Untuk tampil beda, siapa takut?


Harusnya begitu. Maksudnya, berbeda memberi peluang anda untuk dikenal, produk anda harus beda dan unik, promosi anda harus beda, logo, perilaku organisasi harus lain dari pada yang lain, itu yang selalu pelanggan ingat.


Tahukah anda seorang yang paling fenomenal dari sebuah reality show American idol di Amerika seorang imigran Hongkong bernama Williem Hung bergigi tonggos, sipit, berbahasa Inggris dialek China dalam sebuah audisi pemilihan peserta? Dia memilih lagu she bangs dari Ricky Martin yang karakter dan kemampuannya 180 derajat berbeda dari dirinya, pada audisi tersebut Williem Hung mendapatkan kritikan sangat pedas dari para jury khususnya Mr Simon yang pedas mengkritik penampilannya,


”anda jelek, tidak bisa nyanyi dan tidak ada bagus-bagusnya, what can I say”?

Namun dijawab oleh Hung dengan sebuah kejujuran yang menyentuh hati setiap manusia. “Tapi ini semua adalah hal yang terbaik yang saya berikan untuk anda”

be the best & be diffrence membuat dirinya sekarang 1 juta dollar lebih kaya dari sebelum ikut acara audisi American Idol tersebut.


JDC Story


Bab ini memang penuh dengan story yang punya benang merah dan makna. Saya teringat tahun 2002 ketika saya mencari tempat untuk membangun organisasi pertemuan mingguan agen pemasaran, saya memerlukan tempat yang strategis dan murah di tengah kota Jakarta, pilihan saya ada pada gedung milik pak Siswono yang di rancang dan dipimpin oleh pak Edy Utoyo. Gedung ini adalah gedung 6 lantai sebagai sebuah sentra design, interior & furniture di Jakarta. Alasan saya mengapa memilih gedung ini salah satunya adalah karena banyak barang-barang yang bisa menimbulkan motivasi seperti design dapur, rumah, interior yang indah sehingga dapat menjadikan surga di rumah.


Kembali menjadi pe motivator, para Marketer memang mempunyai dua tipe pendorong, yang pertama adalah mereka yang mempunyai alasan kuat untuk sukses yang biasa di sebut compeling reason yang keduanya harus dimotivasi dari luar, atau di rangsang yang biasa di sebut External Locus of control. Nah, Gedung JDC cukup memberikan hal tersebut, sehingga jika ada seorang marketer yang lagi lesu darah, kemudian dia melihat barang yang dia minati langsung daya juangnya naik seketika, akan segera termotivasi sendiri.


Atas dasar itulah, kami mengadakan pertemuan bisnis gathering tersebut pada setiap hari Selasa, semacam forum pertemuan syarikat dagang. Hasilnya cukup baik, karena pertemuan ini selalu diisi dengan bintang tamu yang memberikan semangat dan ilmu yang sangat dibutuhkan.


Biasanya sambil menunggu pertemuan yang biasanya dilakukan selepas Maghrib ini saya selalu berkunjung atau ngobrol-ngobrol ditempat Pak Edy Utoyo sekalian belajar mengenai dunia ke arsitek an-sebuah bidang yang dikuasainya lebih dari 30 tahun yang terus di up date dengan seminar-seminar tingkat dunia dan juga membangun relasi-dalam suatu dialog saya bertanya bagaimana asal muasal JDC berdiri.


Dia mengawali ceritanya, “Pasar pada mulanya hanyalah 1 hari dalam satu minggu dengan disebut hari pasar seperti pasar minggu, pasar senin, pasar jumat dengan menjual berbagai kebutuhan. Pasar tersebut kemudian berkembang menjadi beragam, sehingga dalam pasar ada pasar kering, pasar basah, pasar ikan, pasar ternak dan lain sebagainya. Kemudian pasar-pasar ini memisah berdasarkan jenisnya seperti pasar kain di tanah abang, pasar elektronik di Glodok, pasar buah dan sayur di pasar Kramat Jati, pasar Kenari untuk alat listrik.” Sesaat Pak Edy meminum air putih di depannya dan melanjutkan ceritanya.


“Pasar-pasar tersebut disebut pasar sentra, atau pusat kebutuhan. Berbeda dengan konsep Mall mereka dikategorikan pasar Amusement-hiburan dan perlu diingat lawannya sebuah kesenangan adalah kebosanan”, katanya berteori. “Pasar hiburan bisa membosankan sehingga para pelanggan bisa bergeser mencari sebuah amusement-hiburan yang lebih menarik dan lebih baru lagi, seperti dulu ada Gajah Mada Plaza, kemudian pelanggan bergeser ke Ratu Plaza yang lebih baru serta menarik muncul, kemudian berpindah ke Melawai yang lebih baru lagi, kemudian ke Pondok Indah, kemudian ke Plaza Senayan begitu seterusnya, orang selalu mencari sesuatu yang baru karena bosan dengan yang itu-itu saja.


Pasar sentra sifatnya lain, kita ke sana tidak mencari hiburan tetapi mencari barang untuk diperdagangkan kembali sehingga walaupun tidak ada kenyamanan AC, parkir yang sempit atau tempat yang luas seperti di Mall, orang tepat berdesakan datang dan membeli kebutuhan tersebut, tetap mencari kain di Tanah Abang yang notabene sudah berdiri lebih dari 400 tahun, Pasar sentra tidak membosankan.


Melihat peluang ini maka sentra interior, furniture, arsitek saya buatlah konsep gedung bernama JDC – Jakarta Design Center. Sejak awal berdiri gedung ini antri penyewa yang ingin membuka kantor atau outletnya dan bahkan saat ini ada lebih 30 perusahaan besar yang mengantri dalam daftar. Begitulah gedung sentra tidak memerlukan iklan karena memang cuma ada satu, orang pasti kesana kalau mau membangun rumah,”katanya menjelaskan dengan rinci.


Ketajaman melihat pasar dan konsep sentra pasar interior, design dan arsitektur yang dibidik oleh gedung JDC yang dirancang dan dibangun oleh Bapak Edy Utoyo ini sangat tepat sehingga membuatnya menjadi terbaik di kelasnya dan berbeda.


Bagaimana ...mudah-mudahan mengerti sampai disini. Kalo belum ya kasih komentar di sini atau email ke wowiek247@gmail.com


Prinsip Memulai 5

Fight- semangat juang


Apasih yang mau saya angkat di sesi ini “Semangat Juang”. Yuk kita mulai saja. Dalam bisnis anda harus berani dan perlu mengedepan-kan sikap fight atau ngotot semangat juangnya. Kenapa, karena menurut saya sangat benar bersikap positif berani tersebut. Seorang entrepreneur adalah orang yang tidak mudah percaya sebelum mencobanya, meskipun ketika mencobanya, keyakinan anda hampir padam karena terpaan persoalan atau badai masalah, namun ternyata terpaan badai tersebut justru dapat membakar semangat juang kewirausahaan, semangat pembuktian bahwa anda mampu, bahwa anda bukan pecundang.


Bagaimana kalo mengandalkan Nalar? Nalar bisnis anda semakin optimum, dan pada akhirnya anda semakin yakin kesuksesan yang anda raih. Tegasnya, keberhasilan dalam bisnis memang sangat ditentukan oleh semangat kewirausahan anda yang tinggi.


Selain semangat juang yang tinggi, jaga pikiran untuk selalu berpikiran positif, kenapa? Karena pemikiran negatif apalagi putus asa yang harus dibuang jauh-jauh, Jika pikiran anda tidak melihat hasil akhir, bahwa bisnis kita akan sukses maka sudah pasti anda akan kehilangan semangat anda. Jadi pertahankan terus gambaran sukses dalam benak anda, hal ini tentu akan menjadikan bahan bakar yang membakar semangat juang anda.


Dalam bisnis modern ini menghasilkan karya haruslah sebuah karya yang prima dan kemudian pertahankanlah reputasi anda tersebut, karena banyak kompetitor yang berusaha mengoyang keberadaan anda. Pertahankan semangat kompetisi, pertahankan semangat juang anda. Tidak perlu bakat dalam menjalankan bisnis, banyak orang berbakat yang tidak sukses dalam kehidupannya, yang diperlukan adalah semangat dan keberanian memulai dan mencoba.


Rencana STC Story


Apalagi yach yang bisa diambil sebuah cerita! ... ehm bagaimana kalo tentang STC Senayan. Senayan Trade Center adalah sebuah gedung yang terjual penuh namun kurang begitu berhasil mendatangkan buyer atau pelanggan ke pertokoan tersebut. Sebagai seorang konsultan bisnis saya diberi kehormatan untuk memperbaiki performanya. Pastinya sebuah tantangan menarik bagiku. Tindakan pertama saya adalah melakukan Intelijen pengumpulan data. Dengan kemampuan yang anda, aku survey setiap toko dengan mengajak dialog penjaga toko dan lain sebagainya. Data yang kami peroleh adalah mereka mengeluhkan sedikitnya pelanggan yang datang. Menurut mereka karena mall-nya salah konsep, bentuknya mirip mall di Kota - Mangga Dua jadi tidak keren seperti tetangganya Plaza Senayan.


Saya hanya tersenyum mendengar komentar penjaga toko tadi. Disisi lain, saya menanyakan hal yang sama ke pengelola gedung. Mereka mengeluhkan banyaknya pemilik toko yang bukan bermental pebisnis, mereka hanya investor, beli toko kemudian berbisnis yang kurang tajam pasarnya, sehingga mereka tidak berkreasi mendatangkan pelanggan dengan jualan produk yang inovatif atau sistem yang menarik. Ada beberapa yang sangat sukses seperti bisnis sulaman yang dari menyewa 1 toko hingga memiliki 3 toko dari bisnisnya. Pemiliknya sangat tekun berinovasi agar pelanggan mau datang dan puas membeli kembali, juga salon dan beberapa rumah makan yang penjualannya sangat baik.

Bisa saya katakan bahwa disini ada dua mata pisau data yang menantang, kesimpulan juga mengarah kesana yaitu yang berjualan kebanyakan hanya pegawai bukan pemilik dari usaha tersebut. Jika pemilik usaha pasti akan FIGHT’ habis-habisan berstrategi mengingat besarnya modal yang telah dikeluarkan. Sementara Mata sang pegawai sudah tidak mengeluarkan cahaya semangat berjualan dengan alasan pendatang sedikit. Di kepalanya sudah mencari alternatif kerja di tempat lain.


Pengelola gedung memang tidak bisa berbuat banyak karena tempat tersebut sudah bukan milik mereka lagi alias sang pemilik tokolah yang berhak. Kalau tempat tersebut sewaan maka pengelola gedung akan berjuang untuk penyewa tidak keluar sehingga Fight habis-habisan membuat program agar banyak pengunjungnya.

Sebagai seorang entrepreneur sahabat saya Iwanto meminta advis profesional kami, karena walaupun dia tidak rugi tapi kredibilitas dia sebagi pemain bisnis property bisa rusak, dia menginvestasikan reputasinya dengan membayar kami.


Begini saran kami, seperti di Korea ada sebuah mall yang sangat ramai pengunjung dan pedagangnya bernama Dong Dae Mun & Nan Dae Mun, keunikan mall ini adalah buka 24 jam, hampir seluruh barang dagangan asal korea di Indonesia ada di Mall tersebut. Apa keunikannya, mall tersebut buka 24 jam dengan tiap ruangan dimiliki disewakan kepada 3 party yang berbeda pagi, siang, malam. Yang siang retail, yang malam wholesale sampai pagi, 3 pedagang berbeda jadi ongkos sewa gedung kalo dibagi 3 pengusaha tentunya menjadi sangat murah bukan. Sehingga barang yang dijual pun dapat berkompetisi murahnya. Kami menyarankan STC mengeser sedikit strateginya seperti mall dengan mengajak seluruh pemilik toko tersebut. Anda bisa bayangkan di pagi hari dari pada dagang di pasar becek Senen buat nyari makanan kecil yang akan dijual kembali mungkin nanti penjual di senen lebih baik ke mall STC bayarnya sama dengan membayar biaya preman Senen, tapi lebih prestisius, bersih dan pasti murah.


Prinsip Memulai 6


A Winner - Sang Penakluk


Bicara penakluk, kita manusia atau bahkan mahluk hidup ciptaan Tuhan terlahir dan tercipta sebagai penakluk. Gairah manusia untuk menjadi sang penakluk membawa dunia menemukan dunia baru seperti yang dilakukan oleh Marco Polo, atau Christopher Colombus mereka adalah para pemberani merealisasikan atau mewujudkan mimpi mereka. Semua itu di awali oleh rasa self actualisasi atau pembuktian diri. Kebutuhan manusia yang tertinggi adalah hal ini. Menurut saya, kebutuhan pembuktian diri ini-lah yang paling kuat mendorong seseorang untuk maju.


Saya sangat menyarankan anda untuk memilikinya dan segera-kan pembuktiannya. Buktikan kalau diri anda itu ada didunia, dikenang akan karyanya, bangsa Indonesia memiliki sebuah mahakarya terbaik di dunia yaitu sebuah kitab suci terbesar di dunia untuk agama Buddha yaitu Candi Borobudur, itu adalah kitab suci 3 dimensi yang dibuat menjadi ‘komik’ dalam relief-relief candi sehingga muncullah karya tingkat dunia yang bahkan manusia modern-pun masih skeptis bagaimana mereka melakukannya secara detail. Sudah berdiri 14 abad bangunan tersebut hingga kini bangsa Indonesia belum dapat menandingi karya nenek moyangnya sendiri. Kalaupun ada karya kita saat ini yang diketahui ke manca negara hanyalah berita tentang bom yang merusak atau destruktif bukan membangun.


Bermimpi, melakukan dan menjadi pemenang adalah sebuah perasaan yang tidak ada bandingannya. Bawa diri anda ke batas kemampuan, push to the limit - terujung dan taklukan.


STC Story


Saya memiliki sahabat yang sudah saya kenal hampir 20 tahun yang lalu, dulu dia pemain bulu tangkis pelatda angkatan Joko Suprianto namun namanya tak pernah masuk squad nasional. Tinggal di bilangan pasar Jatinegara orang tuanya penjual barang-barang consumer goods seperti shampo, margarin, pasta gigi dari perusahaan Unilever, PT Tempo, Procter & Gamble dan lain sebagainya. Aku sangat akrab dengan kedua orang tuanya karena di awal aku membangun bisnis toko swalayan merekalah yang menyuplai 50% isi tokoku. Toko Mirah swalayan namanya. Tahun 1990 belum ada pasar swalayan ukuran 150M2 luas lantainya seperti ukuran Indomaret, Alfa, dan lain sebagainya. Aku membangun jaringan toko di pinggiran kota Jakarta di Bekasi dan daerah Cibubur.


Sahabatku ini bernama Iwanto seorang pebisnis Tionghoa yang sangat aku kagumi, salah satu master piece yang dia karyakan adalah semua gedung di sentral Jakarta bernama STC - Senayan Trade Center di samping Mall megah Plaza Senayan. Tempat yang 100% sold out. Dimiliki 20 tahun HGU oleh pembeli di mana tahun ke 21 akan kembali di kelola oleh pemilik gedung yaitu sahabat ku ini. Banyak hal yang aku tanyakan kepadanya, modal dari mana dia bikin gedung? Bagaimana strateginya? Dan lain sebagainya ada dalam benakku.


Karena kesibukan masing-masing dialog kami hanya sebatas SMS-SMS-an saja, namun sampai juga jodoh kami untuk bertemu karena salah satu divisi pendidikan usaha yang sedang dibangun, Diamond in You, memerlukan sebuah ruang kelas untuk presentasi dan lain sebagainya. Sedangkan gedung lain sudah penuh dan aku mendapat informasi STC kosong. Jadilah kami bertemu di STC Senayan. Perbincangan ini langsung memfokus pada pertanyaan yang telah setahun berada dalam benakku, bagaimana ini gedung bisa berdiri?


“Awalnya” ia mengawali ceritanya, “Saya dekat sama orang-orang Setneg karena temen-temen bulutangkis dulu, lalu beberapa teman sangat dekat dengan pejabat teras Setneg jadi kami dapat 30 tahun sewa tanah yang nanti akan dikembalikan ke negara seluruh asset ini. Lalu kami buat maket gedung dan mengurus perizinan, ya modal dari sana-sini la…” katanya polos. Kemudian kan Plaza Senayan lagi boomingsold out.” Oh.. jadi begitu dia membangunnya, duit orang lain, jaringan orang lain, waktu orang lain dan dia hanya menggatuk-gatukkan, nyambung-nyambungin sehingga animo mereka pindah ke kami. Banyak peminat yang membayar DP sehingga kami dapat membangun, mereka di haruskan gedung berdiri bayaran lunas, cicilan tanpa bunga. Pembayaran per-termin ini modal kami membangun gedung ini sampai selesai padahal kalo ada 60% pembeli saja kami sudah untung lumayan”, katanya dengan sumingrah. “Ternyata malah 100%