Jumat, 15 Agustus 2008

Bagaimana menjadi Entrepreneur

Prinsip Menjadi 1

Imagination Create my Reality

Apakah hari ini anda bermimpi? Mimpi bukan saja bunga tidur atau keinginan “Maya” tapi Impian bisa menjadi motivator kesuksesan yang sangat ampuh. Tanpa impian dunia ini tak berwarna, tidak hidup. Bahkan mimpi bisa jadi bahan pembicaraan dan pembuka jalan pergaulan yang baik. Sekarang banyak orang yang menjadi pengarti mimpi. Bayangkan berapa keuntungan yang didapat hanya untuk mengartikan sebuah mimpi orang lain.

Bicara mimpi, semua hal yang diciptakan manusia diawali dengan impian. Para pemimpi besar seperti Leonardo Da Vinci adalah orang-orang yang memancing para pelaku untuk mewujudkan impiannya. Da Vinci dikenal dengan lukisan Monalisa-nya adalah perancang, dan pemimpi hal-hal yang sekarang disebut Tank amphibi, Parachute-terjun payung. Mesin mobil pertama dirancang dan diimpikan olehnya, yang dia tuangkan dalam sketsa-sketsa goresan yang sangat melegenda, tanpa coretannya kita tidak terinspirasi. Da vinci sendiri memerlukan masa hampir 500 tahun untuk mewujudkan impiannya melalui orang lain tentunya.

Cerita lain, Jules Verne penulis buku round the world in 80 days di abad 19-an merancang sebuah alat yang dapat mengirim tulisan dari jauh yang terbukti 70 tahun kemudian yang kita sebut sekarang alat faximili.

Selain mimpi, ada lagi yang disebut inspirasi. Contohnya begini, perilaku orong-orong atau binatang tanah dalam menggempur tanah yang meng-imajinasi orang untuk membuat mesin alat berat penggali tanah caterpillar. Lalu dari Back Hoe untuk menggambil barang yang jauh mengunakan imajinasi dari belalai Gajah, Buldozer dengan kuku di belakangnya seperti binatang undur-undur dan masih banyak lagi kegiatan manusia yang berawal dari sebuah imajinasi yang dipancing dari perilaku sekitar.

Nah, bisa disimpulkan keberanian ber-imajinasi sedikit banyak menentukan sukses anda sebagai entrepreneur.

Edy Utoyo Story

Dikalangan dunia perarsitekturan Indonesia nama ini sangat populer. Kalo anda orang Jakarta atau pernah ke Jakarta dan melihat Keong Emas, nah itu satu dari sekian mahakarya beliau. Bagi saya Bapak Edi Utoyo adalah seorang guru dan sahabat saya. Suaktu ketika sang Arsitek senior ini mendapat penawaran membuat gedung pencakar langit di tengah pusat kota Jakarta. Maka pertama kali yang dilakukan adalah melakukan wawancara dengan sang pemilik gedung apa yang di impikan olehnya, bayangan gambaran apa yang terlintas dalam niatnya. Setiap keinginan dan impian dari pemilik gedung dicatatnya dengan rapi. Puas dengan informasi yang didapat ia mengadakan rapat dengan tim di Utoyo

Proses kreatif arsitekpun segera dilangsungkan. Garis-garis gambar dirunut dengan rinci. 1 bulan kemudian cetak biru gedung tersebut selesai yang kemudian dipresentasikan kepada pemilik gedung, yang langsung mengangguk setuju. Jujur, saya sangat mengagumi caranya mempresentasikan bisnis sehingga sesuai dengan impian pemilik.

Pernah aku bertanya seputar kehandalannya berpresentasi. “Bagaimana caranya pak Edi menjelaskan kepada pemilik gedung dan dengan segera mereka disetujui?”.

“Ok, kami sudah melakukan wawancara yang rinci tentang impiannya, kami hanya menvisualkannya, jadi itu bukan mimpi kami tapi mimpi pemilik gedung tersebut. Imajinasinya yang kami gambar. Tanpa imajinasi gambar tersebut tidak terwujud, dan tanpa gambar cetak biru rancang bangun tersebut bangunan tersebut tak akan pernah jadi.” Urainya singkat.

Kesimpulannya, begitu juga dengan kita di dalam kehidupan ini. Seluruh kenyataan ini adalah hasil dari imajinasi karya pikir orang-orang sebelum kita, atau kita itu sendiri yang berani diwujudkan. Mobil Mercy itu dulu dari buah pikir seseorang, Monas adalah buah pikir Bung Karno, Disneyland adalah buah pikir Walt Disney, yang mengatakan Imagination create my reality-Impian menciptakan kenyataan dalam hidupku.

Berani mimpi?